Home » » Sebuah Fakta Jika Sejarah itu Berulang

Sebuah Fakta Jika Sejarah itu Berulang

contoh iklan

Jika pada masa lalu, sebelum berdirinya kerajaan Singosari, Tunggul Ametung adalah seorang Akuwu Tumapel yang berada dalam kekuasaan kerajaan Kediri. Maka pada masa berdirinya negara Indonesia, Bung Karno adalah presiden pertama dan panglima besar revolusi.

Terus apa hubungannya Tunggul Ametung dengan Bung Karno?

Apabila dikatakan bahwa terjadi pengulangan sejarah, maka apa yang dialami oleh Tunggul Ametung dialami juga oleh Bung Karno.


Ada beberapa persamaan yang mendukung kebenaran dari pernyataan tersebut, yaitu :

1.    Mereka sama-sama seorang penguasa

Meskipun berbeda jika dilihat dari luasnya wilayah kekuasaan namun mereka berdua adalah seorang penguasa. Tunggul Ametung adalah penguasa Tumapel dan Bung Karno adalah penguasa Negara republik Indonesia.

2.    Mereka berdua adalah orang-orang yang linuwih.

Mereka berdua adalah orang-orang yang dikenal memiliki kesaktian dan pusaka yang dapat diandalkan.

3.    Mereka berdua digulingkan oleh orang kepercayaannya sendiri.

Jika Tunggul Ametung digulingkan dan dibunuh oleh Ken Arok, salah seorang pengawal pribadinya. Maka Bung Karno digulingkan oleh Pak Harto, salah seorang jenderal kepercayaannya melalui Surat Perintah 11 Maret atau Supersemar.



Kedua tokoh tersebut memiliki persamaan pada jaman yang berbeda. Jika Bung Karno adalah Tunggul Ametung maka Pak Harto atau Soeharto adalah Ken Aroknya.

Mengapa?

Berikut ini adalah beberapa persamaan antara Ken Arok dan Pak Harto.

1.    Mereka berdua berasal dari rakyat jelata

Seperti Ken Arok, Pak Harto berasal dari kalangan rakyat jelata bukan dari kalangan bangsawan. Dalam bukunya, 'Anak Desa dari Dusun Kemusuk' dijelaskan dengan gamblang tentang asal usul Pak Harto sebagai anak desa.

2.    Mereka berdua memiliki guru yang mumpuni.

Kedua orang ini merupakan orang-orang yang suka berguru dan mencari ilmu baik ilmu kanuragan maupun politik dan strategi perang. Jika salah satu guru Ken Arok adalah Brahmana Logawe maka salah satu guru Pak Harto adalah Jendral Gatot Soebroto.

3.    Mereka berdua ditempa keadaan

Pada masanya, Ken Arok, ditempa dengan kondisi ekonomi dan lingkungannya sehingga menjadikan dirinya seorang perampok terkenal. Sedangkan Pak Harto ditempa dengan kesederhanaan dan perang melawan penjajah.

4.    Mereka berdua adalah orang kepercayaan penguasa.

Ken Arok adalah salah seorang pengawal pribadi Tunggul Ametung dan Pak Harto adalah salah satu jenderal kepercayaan Bung Karno.

5.    Mereka berdua menggulingkan penguasa lalu menjadi penguasa berikutnya.

Ken Arok membunuh Tunggul Ametung lalu menggantikannya sebagai akuwu Tumapel sementara Pak Harto menggulingkan Bung Karno lalu menjadi presiden penggantinya.


Jika ditelusuri dari kisah Ken Arok dan Tunggul Ametung lalu dihubungkan dengan perjalanan berakhirnya kekuasaan Presiden Soekarno maka memang ada benang merah diantaranya dan fakta ini membuktikan kebenaran bahwa sejarah berulang.

Runtuhnya Kediri

Tunggul Ametung, yang pada masanya terkenal memiliki kesaktian yang sukar dicari bandingannya, adalah seorang penguasa yang gemar akan gadis-gadis cantik. Korban terakhirnya adalah Ken Dedes putri seorang brahmana yang diambil secara paksa saat mandi di sungai.

Baca Juga : Kali Mewek : Tempat Ken Dedes Diculik

Ken Arok yang jatuh hati kepada Ken Dedes setelah melihat cahaya yang memancar dari paha Ken Dedes saat kain yang dikenakannya tersingkap. Harus menelan ludah karena Ken Dedes adalah istri Tunggul Ametung sehingga ia harus mencari cara untuk menyingkirkan sang Akuwu.

Untuk melaksanakan niatnya, ia harus membuat sebuah keris pusaka yang dapat menembus kesaktian Tunggul Ametung.

Mpu Gandring adalah seorang Mpu atau pembuat keris yang terkenal pada masanya, karena desakan Ken Arok dan atas referensi Brahmana Logawe akhirnya rela membuat keris yang dapat menembus kesaktian Tunggul Ametung.

Konon Tunggul Ametung memiliki mustika merah delima yang tersimpan di 'lak-lak' an mulutnya yang membuatnya kebal dari berbagai macam senjata. Sehingga Mpu Gandring membuat keris 'pamengkang jagad' untuk memunahkan kesaktiannya.

Apakah Ken Arok bekerja sendiri? Tidak.

Dibelakangnya ada Brahmana Logawe dan para brahmana lain yang teraniaya oleh kebijakan Kertajaya, raja Kediri. Niat Ken Arok untuk menyingkirkan Tunggul Ametung adalah sasaran antara untuk tujuan lebih besar yaitu menggulingkan Kertajaya raja Kediri.

Dan setelah Ken Arok berhasil membunuh Tunggul Ametung lalu menjadi akuwu Tumapel dan mempersunting Ken Dedes, maka rencana Brahmana Logawe untuk menggulingkan Kertajaya, raja Kediri melalui tangan Ken Arok, berhasil diwujudkan.


Runtuhnya Presiden Soekarno

Seperti Tunggul Ametung, Bung Karno adalah sosok yang sakti mandraguna. Disamping memiliki ilmu kesaktian, Bung Karno juga banyak memiliki benda-benda pusaka yang memiliki tuah. Terbukti Bung Karno dapat lolos dan selamat dari beberapa kali usaha pembunuhan termasuk 7 kali usaha pembunuhan yang tercatat dalam sejarah.


Namun Soekarno membeberkan bagaimana cara membunuhnya. Menurutnya rakyatlah yang membuatnya tetap hidup, sehingga untuk membunuhnya cukup menjauhkannya dari rakyatnya. Berikut ini adalah kata-kata Bung Karno.
Semua yang kucapai selama di dunia, ini adalah karena rakyatku tanpa rakyat aku tak bisa apa-apa. Jadi tidak perlu senapan, bom apalagi pesawat tempur hanya untuk membunuh seorang Bung Karno, jauhkan saja aku dari rakyatku, maka aku akan mati perlahan-lahan,”
Inilah yang dijadikan kunci oleh Pak Harto untuk mengalahkan Bung Karno, tidak perlu keris pusaka seperti keris Mpu Gandring. Melalui beberapa strategi yang menjadi keahliannya dan dukungan jendral-jendral senior yang berseberangan dengan Bung Karno, Pak Harto berhasil melengserkan Bung Karno lalu memisahkannya dengan rakyat.

Diawali dengan gesekan ideologi lalu meletusnya peristiwa G30S-PKI kemudian gerakan massa yang menuntut mundurnya Bung Karno maka dengan berbagai dalih akhirnya kepercayaan rakyat terhadap Bung Karno melemah.

Pada masa peralihan dari pemerintahan Soekarno ke Soeharto, dilakukan razia di seluruh pelosok tanah air dengan tujuan melepas dan mengambil segala macam atribut yang berhubungan dengan Bung Karno. Foto, poster dan lain-lain. Sehingga dengan perlahan ikatan rakyat dengan Bung Karno menjadi lemah.

Demikian kesamaan peristiwa yang menimpa Tunggul Ametung dan Bung Karno yang membuktikan fakta kebenaran terjadinya pengulangan sejarah. Jika ada pepatah yang mengatakan 'mari belajar dari sejarah', maka hal ini yang sudah dilakukan oleh Pak Harto.

Seperti apa yang dilakukan oleh Rangga Warsita pujangga keraton Solo yang meniru laku yang dijalankan oleh Ken Arok, maka Pak Harto meniru dan menerapkan strategi yang diterapkan oleh pendiri Singasari itu dalam meraih kekuasaan.


contoh iklan

0 komentar:

Posting Komentar