Home » » Skripsi : Rintangan Terbesar Untuk Menjadi Sarjana

Skripsi : Rintangan Terbesar Untuk Menjadi Sarjana

contoh iklan

Skripsi : Rintangan Terbesar Untuk Menjadi Sarjana – Bagi sebagian besar mahasiswa semester akhir suatu perguruan tinggi, Skripsi dianggap sebagai rintangan terbesar untuk mendapatkan gelar Sarjana.  Tidak peduli seberapa besar jumlah sks yang sudah diselesaikan, tidak peduli seberapa tinggi nilai IPK dan tidak peduli berapa lama menjadi mahasiswa, jika belum menyelesaikan Skripsi dan dinyatakan lulus maka mahasiswa belum berhak menyandang gelar sarjana.

Namun mengerjakan, menyelesaikan skripsi dan dinyatakan lulus bukanlah hal yang mudah. Banyak tahapan yang harus dilalui, banyak biaya dan pengorbanan yang harus dikeluarkan serta banyak waktu yang harus terbuang sehingga pantas jika skripsi dianggap sebagai batu sandungan atau rintangan terbesar seorang mahasiswa untuk menjadi sarjana.

Skripsi : Rintangan Terbesar Untuk Menjadi Sarjana

Banyak orangtua yang mengeluh melihat anaknya sudah sekian lama kuliah tapi belum lulus juga dan belum di wisuda, padahal harapan mereka ingin segera melihat dan mendampingi anaknya saat wisuda serta bekerja sehingga dapat membantu perekonomian keluarga. Tapi apa daya, sang anak terganjal masalah skripsi yang menjadi rintangan terbesar untuk menjadi sarjana.

Baca Artikel Terkait : 3 Faktor Empirik Penyebab Mahasiswa Lambat Lulus

Untuk mengetahui lebih lanjut alasan Skripsi menjadi rintangan terbesar untuk menjadi sarjana mari kita pelajari rintangan yang ada pada tahap-tahap menyelesaikan skripsi sehingga mahasiswa dapat mengantisipasinya lalu mengambil tindakan yang tepat.

Pengertian Skripsi

Skripsi adalah istilah yang digunakan di Indonesia untuk mengilustrasikan suatu karya tulis ilmiah berupa paparan tulisan hasil penelitian sarjana S1 yang membahas suatu permasalahan/fenomena dalam bidang ilmu tertentu dengan menggunakan kaidah-kaidah yang berlaku. (Wikipedia)

Skripsi bertujuan agar mahasiswa mampu menyusun dan menulis suatu karya ilmiah, sesuai dengan bidang ilmunya. Mahasiswa yang mampu menulis skripsi dianggap mampu memadukan pengetahuan dan keterampilannya dalam memahami, menganalisis, menggambarkan, dan menjelaskan masalah yang berhubungan dengan bidang keilmuan yang diambilnya.

Skripsi merupakan persyaratan untuk mendapatkan status sarjana (S1) di setiap Perguruan Tinggi Negeri (PTN) maupun Perguruan Tinggi Swasta (PTS) yang ada di Indonesia. Istilah skripsi sebagai tugas akhir sarjana hanya digunakan di Indonesia.

Negara lain, seperti Australia menggunakan istilah thesis untuk penyebutan tugas akhir dengan riset untuk jenjang undergraduate (S1), postgraduate (S2), Ph.D. dengan riset (S3) dan disertation untuk tugas riset dengan ukuran yang kecil baik undergraduate (S1) ataupun postgraduate (pascasarjana).

Sedangkan di Indonesia skripsi untuk jenjang S1, tesis untuk jenjang S2, dan disertasi untuk jenjang S3. Dalam penulisan skripsi, mahasiswa dibimbing oleh satu atau dua orang pembimbing yang berstatus dosen pada perguruan tinggi tempat mahasiswa kuliah. Untuk penulisan skripsi yang dibimbing oleh dua orang, dikenal istilah Pembimbing I dan Pembimbing II. Biasanya, Pembimbing I memiliki peranan yang lebih dominan bila dibanding dengan Pembimbing II.

Proses penyusunan skripsi berbeda-beda antara satu kampus dengan yang lain. Namun umumnya, proses atau tahapan penyusunan skripsi adalah sebagai berikut:
  • Pengajuan judul skripsi
  • Pengajuan proposal skripsi
  • Seminar proposal skripsi
  • Penelitian
  • Setelah penulisan dianggap siap dan selesai, mahasiswa mempresentasikan hasil karya ilmiahnya tersebut pada Dosen Penguji (sidang tugas akhir).
  • Mahasiswa yang hasil ujian skripsinya diterima dengan revisi, melakukan proses revisi sesuai dengan masukan Dosen Penguji.

Rintangan Dalam Menyelesaikan Skripsi

Pada dasarnya skripsi tidak akan menjadi rintangan untuk mendapatkan gelar sarjana apabila seorang mahasiswa mempunyai kesiapan sejak awal dan mempersiapkan tahap demi tahap untuk menyelesaikan kuliahnya tepat waktu atau bahkan lebih cepat. Namun perbedaan latar belakang dan minat mahasiswa akan berpengaruh terhadap penyelesaian skripsinya.

Untuk menyelesaikan skripsi dibutuhkan persiapan yang matang baik mental, ilmu, waktu dan biaya . Ada mahasiswa yang sudah siap secara mental dan kematangan ilmunya namun terganjal masalah biaya dan sebaliknya banyak mahasiswa yang siap dengan biaya namun belum siap secara mental dan ilmu yang dikuasainya. Ada pula yang siap mental, biaya dan penguasaan ilmu namun terlalu sibuk dengan urusan lainnya sehingga tidak ada waktu untuk menyelesaikan skripsi.

Apabila mahasiswa sudah siap dari sisi seperti tersebut di atas, maka rintangan berikutnya yang harus dilewatinya antara lain adalah :

1.    Pengajuan Judul

Saat ini, semakin lama  mejadi semakin susah untuk menemukan judul yang tepat buat skripsi. Ketika kita menemukan sebuah judul ternyata judul tersebut sudah pernah dibuat oleh mahasiswa lain sehingga dibutuhkan penelitian yang seksama untuk mendapatkan judul skripsi yang tepat dan sesuai dengan kemampuan mahasiswa.

Saat sudah menemukan judul skripsi lalu mengajukannya kemungkinan terburuknya adalah judul skripsi tersebut ditolak sehingga mahasiswa harus mencari-cari lagi. Pada tahap ini dibutuhkan kesiapan mental mahasiswa sehingga tidak putus asa dan patah semangat sehingga berhenti atau menunggu terlalu lama.

2.    Bimbingan

Setelah pengajuan judul skripsi diterima, rintangan berikutnya yang harus dilalui adalah proses bimbingan. Mengapa bimbingan dianggap sebagai rintangan?

Saat bimbingan, mahasiswa harus mempersiapkan diri dengan baik mulai membuat bab I yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, bab II (landasan teori) dan bab iii (metode penelitian) lalu mengajukannya kepada dosen pembimbing.

Masalah yang muncul adalah kesulitan bertemu dengan dosen pembimbing, banyaknya revisi yang harus dilakukan dan ketika mahasiswa terlihat tidak menguasai permasalahan di mata dosen pembimbing maka akan disarankan untuk mengganti judul skripsinya. Alamat mahasiswa harus mengulang dari awal lagi.

Sehingga saat dalam proses bimbingan, mahasiswa harus mempersiapkan diri terutama dari segi penguasaan materi yang diajukan, menepati jadwal pertemuan dengan dosen pembimbing dan segera menyelesaikan revisi yang diberikan.

3.    Penelitian

Tahap penelitian adalah tahap penting yang membutuhkan waktu, biaya dan kerja keras mahasiswa sehingga dapat menyelesaikan skripsinya. Biasanya banyak mahasiswa yang gagal saat melakukan penelitian karena berbagai alasan. Sehingga motivasi, semangat dan dukungan orangtua sangat dibutuhkan pada tahap penelitian ini.

4.    Sidang Akhir

Nah, bagian tersulit dan penuh tantangan adalah pada bagian ini yaitu Sidang Akhir. Kebanyakan mahasiswa merasa ketakutan terlebih dahulu dalam menghadapi sidang akhir karena sudah mendengar dari para seniornya yang berpendapat jika sidang akhir itu sulit, harus begini, harus begitu dan lain-lain. Sehingga banyak mahasiswa yang menunda sidang akhir untuk menunggu kesiapan mentalnya.

Pada tahap Sidang Akhir, asalkan mahasiswa sudah menguasai materi, permasalahan dan hasil penelitian sudah teruji maka tidak adal alasan untuk menundanya, segera ajukan, lakukan dan lebih cepat mengetahui hasilnya.

Demikian ulasan saya tentang Skripsi : Rintangan Terbesar Untuk Menjadi Sarjana, semoga dengan membaca tulisan ini dapat memberikan motivasi kepada mahasiswa untuk segera menyelesaikan skripsinya.

contoh iklan

0 komentar:

Posting Komentar