Home » » Pengertian Sistem Pakar

Pengertian Sistem Pakar

contoh iklan

Pengertian Sistem Pakar - Sistem  pakar  adalah  sistem  yang  berusaha  mengadopsi  pengetahuan manusia ke komputer, agar komputer dapat menyelesaikan masalah  seperti yang biasa  dilakukan  oleh  para  ahli.  Sistem  pakar  yang  baik  dirancang  agar  dapat menyelesaikan  suatu  permasalahan  tertentu  dengan meniru  kerja  dari  para  ahli. Dengan  sistem  pakar  ini,  orang  awampun  dapat  menyelesaikan  masalah  yang cukup rumit yang sebenarnya hanya dapat diselesaikan dengan bantuan para ahli. Bagi para ahli, sistem pakar ini  juga akan membantu aktivitasnya sebagai asisten yang sangat berpengalaman (Srikusumadewi, 2003:109).

Pengertian Sistem Pakar

Menurut  Durkin  ”Sistem  pakar  adalah  suatu  program  komputer  yang dirancang  untuk  memodelkan  kemampuan  penyelesaian  masalah  yang dilakukan oleh seorang pakar”.

Dapat  disimpulkan  bahwa  sistem  pakar  adalah  suatu sistem  yang  menyamai  seorang  pakar  dari  program  komputer  yang  dapat menyelesaikan  masalah.  Sistem  ini  merupakan  program  komputer  cerdas  yang menggunakan  pengetahuan  inferensi  untuk  menyelesaikan  masalah  yang  sulit sehingga membutuhkan  seorang  yang  ahli  dalam menyelesaikannya.  Sistem  ini diharapkan dapat bekerja seperti halnya seorang pakar. 

Keunggulan sistem pakar dibanding seorang pakar, yaitu:
  1. Sistem pakar bisa digunakan setiap hari menyerupai sebuah mesin sedangkan seorang  pakar  tidak  mungkin  bekerja  terus  menerus  setiap  hari  tanpa beristirahat.
  2. Sistem  pakar  merupakan  suatu  software  yang  dapat  diperbanyak  dan kemudian  dibagikan  keberbagai  lokasi  maupun  tempat  yang berbeda-beda untuk digunakan,  sedangkan  seorang pakar hanya bekerja  apada  satu  tempat dan pada saat yang bersamaan.
  3. Suatu  sistem  pakar  dapat  diberi  pengamanan  untuk  menentukan  siapa  saja yang  mempunyai  hak  akses  untuk  menggunakannya  dan  jawaban  yang diberikan oleh sistem yang  terbebas dari proses ancaman, sedangkan seorang pakar bisa  saja mendapatkan ancaman atau  tekanan pada  saat menyelesaikan permasalahan.
  4. Pengetahuan  (knowledge)  yang  disimpan  pada  sistem  pakar  tidak  akan  bisa hilang / lupa, yang dalam hal ini tentu harus didukung oleh maintenance yang baik, sedangkan pengetahuan seorang pakar manusia lambat  laun akan hilang karena meninggal, usia yang semakin tua, maupun menderita suatu penyakit. 
  5. Kemampuan memecahkan masalah pada suatu sistem pakar tidak dipengaruhi oleh  faktor  dari  luar  seperti  intimidasai,  perasaan  kejiwaan,  faktor  ekonomi ataupun  perasaan  tidak  suka.  Akan  tetapi  sebaliknya  dengan  seorang  pakar yang dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor luar seperti yang disebutkan di atas ketika sedang menyelesaikan atau memecahkan suatu masalah, sehingga dapat mmemunculkan  jawaban  yang  berbeda-beda  atas  pertanyaan  yang  diajukan walaupun masalahnya sama.
  6. Umumnya  kecepatan  dalam  memecahkan  masalah  pada  suatu  sistem  pakar relative  lebih cepat dibandingkan oleh  seorang pakar manusia. Hal  ini  sudah dibuktikan pada beberapa sistem pakar yang terkenal di dunia.
  7. Biaya  menggaji  seorang  pakar  lebih  mahal  bila  dibandingkan  dengan penggunaan program sistem pakar.
Ada  beberapa  alasan  mendasar  mengapa  sistem  pakar  dikembangkan untuk menggantikan seorang pakar, diantaranya:
  1. Dapat menyediakan kepakaran setiap waktu dan diberbagai lokasi. Secara  otomatis mengerjakan  tugas-tugas  rutin  yang membutuhkan  seorang pakar.
  2. Seorang pakar dan pensiun atau pergi .
  3. Seorang pakar adalah mahal.
  4. Kepakaran dibutuhkan juga pada lingkungan yang tidak bersahabat.
Tujuan dari sebuah sistem pakar adalah untuk mentransfer kepakaran yang dimiliki  seorang  pakar  ke  dalam  komputer,  dan  kemudian  kepada  orang  lain (nonexpert). Aktivitas yang dilakukan untuk memindakan kepakaran adalah:
  1. Knowledge Acquisition (dari pakar atau sumber lainnya)
  2. Knowledge Representation (ke dalam komputer)
  3. Knowledge Inferencing
  4. Knowledge Transfering (Muhammad Arhami, 2005:6-11)

Konsep Dasar Sistem Pakar

Menurut Efrain Turban, konsep dasar sistem pakar mengandung: keahlian, ahli pengalian, inferensi, aturan dan kemampuan menjelaskan. Pengetahuan dari suatu sistem pakar dapat direpresentasikan,  untuk  merepresentasikan  pengetahuan  adalah  dalam  bentuk aturan,  misalnya  mendiagnosa  penyakit  dengan  cara  memasukkan  gejala  yang dialami,  setelah  itu  dilakukan  proses  diagnosa  yang  akan  menghasilkan  suatu kesimpulan  dan  solusi.  Dengan  cara  tersebut  sistem  pakar  akan  mampu mendeteksi dan mengetahui suatu penyakit berdasarkan gejala. 

Keahlian  adalah  suatu  kelebihan  penguasaan  pengetahuan  dibidang tertentu yang diperoleh dari pelatihan, membaca atau pengalaman. Contoh bentuk pengetahuan yang termasuk keahlian adalah:
  1. Fakta-fakta pada lingkup permasalahan tertentu.
  2. Teori-teori pada lingkup permasalahan tertentu.
  3. Prosedur-prosedur dan aturan-aturan berkenaan dengan lingkup permasalahan tertentu.
  4. Strategi-strategi global untuk menyelesaikan masalah.
  5. Meta- knowledge (pengetahuan tentang pengetahuan).
Seorang  pakar  adalah  orang  yang  mempunyai  keahlian  dalam  bidang tertentu,  yaitu pakar  yang mempunyai  knowledge  atau kemampuan khusus  yang orang lain tidak mengetahui atau mampu dalam bidang yang dimilikinya (Kusrini, 2006:3). 

Knowledge base berisi pengetahuan  sangat  spesifik yang disediakan oleh seorang  pakar  untuk memecahkan masalah  tertentu. Contohnya:  knowledge  dari seorang  dokter  ahli  untuk mendiagnosa  penyakit  tertentu.  Knowledge  planning disediakan oleh seorang konsultan investasi.
Knowledge pada sistem pakar mungkin saja seorang ahli, atau knowledge yang umumnya terdapat dalam buku, majalah, dan orang-orang yang mempunyai pengetahuan terhadap suatu bidang.

Bagian  dalam  sistem  pakar  terdiri  dari  2  komponen  utama,  yaitu knowledge base yang berisi knowledge dan mesin inferensi yang menggambarkan kesimpulan.  Kesimpulan  tersebut  merupakan  respon  dari  sistem  pakar  atas permintaan pengguna.

Inference  engine  adalah  “engine”  pemroses  knowledge  yang  dimodelkan berdasarkan  konsep  berpikir  dari  expert  penyedia  knowledge.  Inference  engine beserta  informasi  yang  didapat  dari  sebuah  masalah,  berpasangan  dengan knowledge yang disimpan pada knowledge base, berusaha untuk mencari/ menarik kesimpulan, jawaban dan rekomendasi guna memecahkan masalah tersebut.  

Bentuk-bentuk  ini  memungkinkan  para  ahli  untuk  dapat  mengambil keputusan  lebih  cepat  dan  lebih  baik  dari  pada  seseorang  yang  bukan  ahli. Seorang  ahli  adalah  seseorang  yang  mampu  menjelaskan  suatu  tanggapan, mempelajari  hal-hal  baru  seputar  topik  permasalahan  (domain),  menyusun kembali  pengetahuan  jika  dipandang  perlu,  memecahkan  auturan-aturan  jika dibutuhkan, dan menentukan relevan tidaknya ahli mereka.

Pengalihan keahlian dari para ahli ke komputer untuk kemudian dialihkan lagi ke orang yang bukan ahli, merupakan tujuan utama dadri sistem pakar. Proses ini membutuhkan 4 aktivitas yaitu :
  1. Tambahan  pengetahuan  (dari  para  ahli  atau  sumber-sumber  lainnya), representasi  pengetahuan  (ke  komputer),  inferensi  pengetahuan,  dan pengalihan  pengetahuan  ke  user.  Pengetahuan  yang  disimpan  di komputer disebut  dengan  nama  basis  pengetahuan.  Ada  2  tipe  pengetahuan, yaitu: fakta dan prosedur (biasanya berupa aturan).
  2. Salah  satu  fitur  yang  harus  dimiliki  oleh  sistem  pakar  adalah  kemampuan untuk  menalar.  Jika  keahlian-keahlian  sudah  tesimpan  sebagai  basis pengetahuan dan  sudah  tesedia program  yang mampu mengakses basis data, maka  komputer  harus  dapat  diprogram  untuk  membuat  inferensi.  Proses inferensi ini dikemas dalam bentuk motor inferensi (inference engine)
  3. Sebagian besar sistem pakar komersial dibuat dalam bentuk rule based sistem, yang  mana  pengetahuan  disimpan  dalam  bentuk  aturan-  aturan.  Aturan tersebut biasanya berbentuk IF-THEN.
  4. Fitur  lainnya  dari  sistem  pakar  adalah  kemampuan  untuk  merekomendasi. Kemampuan  inilah  yang  membedakan  sistem  pakar  dengan  sistem konvensional.
Demikian pembahasan guru-informatika tentang Pengertian Sistem Pakar.

Referensi :


  • Arhami, Muhammad, 2004, Konsep Dasar Sistem Pakar, Yogyakarta: Andi
  • Kusrini, 2006, Sistem Pakar Teori dan Aplikasi, Yogyakarta: Andi

contoh iklan

0 komentar:

Posting Komentar