Home » » 9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa Gelar Sarjana

9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa Gelar Sarjana

contoh iklan

9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa  Gelar Sarjana – Di Indonesia, gelar sarjana, master, doctor dan professor adalah gelar yang dianggap menentukan kesuksesan seseorang dibandingkan dengan orang-orang yang kurang beruntung sehingga tidak sempat mengenyam pendidikan tinggi. Namun jika ada orang tanpa gelar sarjana menjadi sukses maka orang tersebut disebut orang ‘bejo’ atau orang yang beruntung.

9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa  Gelar Sarjana
sumber gambar : keep calm-o-matic


Meskipun tanpa gelar sarjana, orang-orang bejo tersebut dapat meraih kesuksesan dalam hidupnya, mengingat di Indonesia menerapkan jenjang pendidikan sebagai sarana peningkatan karir dan menjadi syarat untuk mendapatkan suatu jabatan. Maka prestasi orang-orang bejo ini termasuk luar biasa.

Berikut ini adalah 9 orang bejo di Indonesia yang sukses tanpa gelar sarjana.

1.    Adam Malik

Adam Malik Batubara (lahir di Pematangsiantar, Sumatera Utara, 22 Juli 1917 – meninggal di Bandung, Jawa Barat, 5 September 1984 pada umur 67 tahun) adalah mantan Menteri Indonesia pada beberapa Departemen, antara lain ia pernah menjabat menjadi Menteri Luar Negeri. Ia juga pernah menjadi Wakil Presiden Indonesia yang ketiga. Adam Malik ditetapkan sebagai salah seorang Pahlawan Nasional Indonesia pada tanggal 6 November 1998 berdasarkan Keppres Nomor 107/TK/1998. (Wikipedia)

9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa  Gelar Sarjana
Adam Malik

Kariernya diawali sebagai wartawan dan tokoh pergerakan kebangsaan yang dilakukannya secara autodidak tanpa mengenyam pendidikan formal yang tinggi.

2.    Buya Hamka

Prof. DR. H. Abdul Malik Karim Amrullah, pemilik nama pena Hamka (lahir di Nagari Sungai Batang, Tanjung Raya, Kabupaten Agam, Sumatera Barat, 17 Februari 1908 – meninggal di Jakarta, 24 Juli 1981 pada umur 73 tahun) adalah seorang ulama dan sastrawan Indonesia.

Universitas al-Azhar dan Universitas Nasional Malaysia menganugerahkannya gelar doktor kehormatan, sementara Universitas Moestopo, Jakarta mengukuhkan Hamka sebagai guru besar. Namanya disematkan untuk Universitas Hamka milik Muhammadiyah dan masuk dalam daftar Pahlawan Nasional Indonesia.

9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa  Gelar Sarjana
Buya Hamka
Pengalamannya ditolak sebagai guru di sekolah milik Muhammadiyah karena tak memiliki diploma dan kritik atas kemampuannya berbahasa Arab melecut keinginan Hamka pergi ke Mekkah. Lewat karyanya Di Bawah Lindungan Ka'bah dan Tenggelamnya Kapal Van Der Wijck, nama Hamka melambung sebagai sastrawan

3.    Emha Ainun Najib

Muhammad Ainun Nadjib atau biasa dikenal Emha Ainun Nadjib atau Cak Nun (lahir di Jombang, Jawa Timur, 27 Mei 1953; umur 63 tahun) adalah seorang tokoh intelektual berkebangsaan Indonesia yang mengusung napas Islami. Emha juga dikenal sebagai seniman, budayawan, penyair, dan pemikir yang menularkan gagasannya melalui buku-buku yang ditulisnya.

9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa  Gelar Sarjana
M.H. Ainun Najib
Emha merupakan anak keempat dari 15 bersaudara. Pendidikan formalnya hanya berakhir di semester 1 Fakultas Ekonomi Universitas Gadjah Mada (UGM). Sebelumnya dia pernah ‘diusir’ dari Pondok Modern Darussalam Gontor setelah melakukan ‘demo’ melawan pimpinan pondok karena sistem pondok yang kurang baik, pada pertengahan tahun ketiga studinya.

4.    Bob Sadino

Bambang Mustari Sadino (lahir di Tanjung Karang (sekarang Bandar Lampung), 9 Maret 1933 – meninggal di Jakarta, 19 Januari 2015 pada umur 81 tahun) atau akrab dipanggil Bob Sadino, adalah seorang pengusaha asal Indonesia yang berbisnis di bidang pangan dan peternakan. Ia adalah pemilik dari jaringan usaha Kemfood dan Kemchick. Dalam banyak kesempatan, ia sering terlihat santai dengan mengenakan kemeja lengan pendek dan celana pendek yang menjadi ciri khasnya sehari-hari.

9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa  Gelar Sarjana
Bob Sadino
Pendidikan formalnya hanya sampai Sekolah Menengah Atas saja, dan Bob Sadino yang mempopulerkan iklan "Orang Bejo Minum Tolak Angin".

5.    Ajib Rosidi

Ajip Rosidi lahir di Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat, 31 Januari 1938; umur 79 tahun, adalah sastrawan Indonesia, penulis, budayawan, dosen, pendiri, dan redaktur beberapa penerbit, pendiri serta ketua Yayasan Kebudayaan Rancage.

9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa  Gelar Sarjana
Ajib Rosidi
Ajib Rosidi mulai menempuh pendidikan di Sekolah Rakyat Jatiwangi (1950), lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Pertama Negeri VIII Jakarta (1953) dan terakhir, Taman Madya, Taman Siswa Jakarta (1956).

Meski tidak tamat sekolah menengah, namun dia dipercaya mengajar sebagai dosen di perguruan tinggi Indonesia, dan sejak 1967, juga mengajar di Jepang [4]. Pada 31 Januari 2011, ia menerima gelar Doktor honoris causa bidang Ilmu Budaya dari Fakultas Sastra Universitas Padjadjaran

6.    Sardono W. Kusuma

Sardono Waluyo Kusumo (lahir di Solo, 6 Maret 1945; umur 72 tahun) adalah seorang penari, koreografer, dan sutradara film asal Indonesia. Ia adalah salah seorang tokoh tari kontemporer Indonesia.

9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa  Gelar Sarjana
Sardono W Kusuma
Meskipun hanya tamat SMA, pada tahun 1968 ia menjadi anggota termuda IKJ pada usia 23 tahun. Pada tahun 1970-an ia mendirikan Sardono Dance Theatre. Sardono pernah mendapatkan penghargaan Prince Claus Awards dari Kerajaan Belanda pada tahun 1997. Sejak 14 Januari 2004 ia adalah Guru Besar Institut Kesenian Jakarta (IKJ).

7.    Hendi Setiono

Hendy Setiono lahir di Surabaya pada 30 Maret 1983 dari pasangan Ir. H. Bambang Sudiono dengan Endah Setijowati. Masa kecilnya ia dihabiskan di Surabaya, kemudian pindah ke Bontang. Pendidikan SD-nya ia habiskan di Bontang dan tamat di Amerika Serikat. Kemudian, pendidikan SMP-nya ia kembali ke Bontang. Pendikan SMA-nya ia habiskan di Surabaya.

9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa  Gelar Sarjana
Hendi Setiono
Setamatnya dari SMA, ia kuliah di ITS Surabaya, namun pada semester 4, ia keluar karena ia membuat bisnis kebab. Dengan nama Kebab Turki Baba Rafi.

8.    Purdi E. Chandra

Purdi E. Chandra (lahir di Lampung, 9 September 1959; umur 57 tahun) adalah seorang pengusaha Indonesia, pemilik Lembaga Bimbingan Belajar Primagama. Purdi E Chandra hanya alumnus SMU dan berasal dari keluarga miskin pasangan Siti Wasingah dan Mujiyono. 

9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa  Gelar Sarjana
Purdi E. Candra
Suami Trininigsih Kusuma Astuti ini mendirikan Primagama 10 Maret 1982. Purdi juga merupakan pendiri dari Entrepreneur University. Purdi E Chandra sekarang membawahi 23 unit usaha di primagama meliputi bimbingan belajar 680 cabang di seluruh indonesia, pendidikan formal dan nonformal, percetakan, rumah makan, Tour & Travel, Tiketing dan lain-lain. Penghargaan yang pernah diterima Purdi antara lain : MURI, ISCA, ISMBEA, Entrepreneur of the year 2003, Best Franchise, Superbrand dan penghargaan sebagai pembicara di beberapa seminar wirausaha.

9.    Andrie Wongso

Andrie Wongso (Wang Tjing Tjie) (lahir 6 Desember 1954) adalah motivator asal Indonesia, yang lebih dari 20 tahun berkiprah sebagai pengusaha sukses. Kemauannya untuk berbagi semangat, pengalaman dan kebijaksanaan, dengan gaya bahasa yang sederhana tetapi full power kepada begitu banyak orang, membuat dirinya dinyatakan sebagai The Best Motivator Indonesia atau Motivator No. 1 Indonesia dari Kompas. Tetapi ia lebih suka disebut "Sang Pembelajar".

9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa  Gelar Sarjana
Andrie Wongso
Anak ke-2 dari 3 bersaudara ini terlahir dari sebuah keluarga miskin di kota Malang. Di usia 11 tahun (kelas 6 SD), terpaksa harus berhenti bersekolah karena sekolah mandarin tempat Andrie kecil bersekolah ditutup. Maka SDTT,TBS,ILB Sekolah Dasar Tidak Tamat,Tapi Bisa Sukses, Itu Luar Biasa adalah gelar yang disandangnya saat ini.

Demikian sekelumit ulasan tulis-spot tentang 9 Orang Bejo Di Indonesia Yang Sukses Tanpa  Gelar Sarjana. Meskipun awalnya mereka tidak menyandang gelar sarjana tapi mereka ditempa dalam kerasnya perjuangan dalam sekolah kehidupan, dan akhirnya masyarakat mengakuinya sebagai tokoh-tokoh intelektual dari perguruan tinggi 'Kehidupan'.

Sumber : wikipedia indonesia




contoh iklan

0 komentar:

Posting Komentar