10 Tragedi Opspek Yang Bikin Miris Orangtua - Setelah menyaksikan tayangan di televisi tentang reka ulang kasus diksar mapala uii yang menampilkan 55 adegan lalu menghubungkan dengan tragedi Opspek yang terjadi sebelumnya, saya sebagai orangtua yang memiliki anak menjelang kuliah, menjadi miris. Tentunya hal ini dirasakan juga oleh para orangtua lainnya, terlebih lagi orangtua yang anaknya meninggal karena Opspek.
Harus memilih perguruan tinggi mana anak kita nanti?
Apakah ada jaminan dari pihak perguruan tinggi yang kita pilih bahwa di kampusnya tidak akan ada kekerasan terhadap mahasiswa baru terutama pada saat Opspek?
Jika memang ada jaminan dari pihak perguruan tinggi maka kami, para orangtua, akan merasa tenang. Mengingat bentuk kekerasan saat Orientasi Studi dan Pengenalan Kampus (Ospek) di Perguruan Tinggi di Indonesia sepertinya sudah membudaya. Ospek yang sesuai namanya untuk melakukan orientasi studi dan pengenalan kampus berubah menjadi ajang pengemblengan mental dan fisik nan sarat dengan tindak kekerasan sehingga menimbulkan banyak tragedi.
Mahasiswa Baru yang ketakutan seperti seorang gadis kecil dimata seniornya |
Sehingga wajar apabila para orangtua menuntut adanya jaminan keselamatan bagi anak-anaknya dari pihak perguruan tinggi mengingat sudah banyak tragedy Opspek yang menyebabkan kematian.
Akankah tragedi Opspek yang merenggut nyawa itu terulang lagi?
Untuk menyegarkan kembali ingatan kita, berikut ini adalah 10 Tragedi Opspek Yang Bikin Miris Orangtua, yang dihimpun dari berbagai sumber.
- Pada 3 Maret 2000, Ery Rahman, praja baru Sekolah Tinggi Pemerintahan Dalam Negeri (STPDN) atau yang kini berubah nama menjadi Institut Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN) meninggal dunia di RS Al-Islam, Bandung. Ery Rahman tewas diduga karena dihukum oleh seniornya di STPDN pada saat Opspek.
- Kemudian pada 31 Agustus 2001, Donny Maharaja merupakan mahasiswa baru Universitas Gunadarma yang meninggal akibat kekerasan fisik usai mengikuti studi pengenalan lapangan di Cileungsi, Bogor.
- Pada 2 November 2002, dunia pendidikan nasional dikejutkan kembali oleh meninggalnya Wahyu Hidayat. Ia adalah praja baru STPDN (IPDN). Wahyu meninggal akibat dianiaya oleh seniornya karena lalai menjalankan kegiatan ekstrakurikuler.
- Setahun berlalu, kekerasan Ospek di STPDN yang paling banyak mendapatkan perhatian adalah tewasnya Cliff Muntu. Praja STPDN itu menghembuskan napas terakhir pada 3 September 2003 karena dianiaya oleh seniornya.
- Bentuk kekerasan bagi mahasiswa baru kembali terjadi pada 3 April 2007. Korbannya adalah Agung Bastian Gultom yang merupakan mahasiswa baru di Taruna Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran. Korban meninggal karena disiksa seniornya.
- Aksi kekerasan saat Ospek terhadap mahasiswa baru juga menyebabkan meninggalnya Dwiyanto Wisnu Nugroho pada 12 Mei 2008. Mahasiswa baru Institut Teknologi Bandung (ITB) ini tewas saat mengikuti long march pelantikan anggota baru mahasiswa Geodesi ITB.
- Kekerasan saat Ospek di STPDN terulang lagi pada 27 Januari 2011. Korbannya adalah Rinra Sujiwa Syahrul Putra (19) anak dari mantan Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo. Pada 27 Januari 2011, Rinra jatuh sakit dan izin pulang ke Makassar kemudian pada Jumat 28 Januari korban mendapat perawatan di rumah sakit. Lantas pada 29 Januari Rinra kembali ke Jatinangor, keesokan harinya praja lain melihat Rinra sudah tidak bergerak di dalam kamar asrama.
- Berikutnya pada 17 Juli 2012, seorang mahasiswa baru Balai Pendidikan dan Pelatihan Ilmu Pelayaran (BP2IP) Tangerang, Banten, tewas setelah dua hari mengikuti Diklat Orientasi Pembelajaran (DOP) atau semacam Ospek di kampusnya. Ia adalah Erfin Juniayanto alias Mulyono.
- Kasus kekerasan kembali dialami Fikri Dolas Mantya yang akhirnya meninggal dunia pada 12 Oktober 2013. Korban yang merupakan mahasiswa baru Institut Teknologi Nasional (ITN) Malang, tewas diduga karena kekerasan saat mengikuti Ospek.
- Setelah STPDN berganti nama menjadi IPDN, kasus kekerasan di kampus milik pemerintah itu belum mampu dihentikan. Jonoly Untayanadi (25), mahasiswa tingkat tiga kampus IPDN Sulawesi Utara atau Sulut, meninggal dunia usai mengikuti Ospek pada Jumat 25 Januari 2013. Ketika dirujuk ke rumah sakit, mulut korban mengeluarkan darah. Korban akhirnya meninggal di rumahnya di Tikala Baru, Manado, Kamis 24 Januari 2015.
Kemudian yang baru-baru ini terjadi pada Syait Asyam, mahasiswa Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, yang meninggal dunia usai mengikuti Pendidikan Dasar The Great Camping (TGC) Mahasiswa Pecinta Alam (Mapala) Unisi UII di lereng selatan Gunung Lawu, Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah pada 21 Januari 2017 lalu.
Meskipun bukan pada saat Opspek namun Diksar atau apapun namanya adalah salah satu bentuk Orientasi Studi.
Demikian tulisan tentang 10 Tragedi Opspek Yang Bikin Miris Orangtua. Harapan penulis dan juga harapan para orangtua lainnya adalah tragedi opspek seperti ini tidakakan terulang lagi di Indonesia.
Sumber : news.okezone.com
0 komentar:
Posting Komentar