Uang, Uang Gaib dan Praktek Penggandaan Uang - Uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat untuk mengukur nilai, menukar, dan melakukan pembayaran atas pembelian barang dan jasa, dan pada waktu yang bersamaan bertindak sebagai alat penimbun kekayaan. (Wikipedia)
Semua manusia membutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya mulai dari kebutuhan primer sampai kebutuhan sekunder. Sehingga manusia selalu berusaha untuk mengumpulkan uang dengan cara bekerja membanting tulang, menabung sedikit demi sedikit, karena semakin banyak uang yang dimiliki maka akan semakin mudah mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan akan semakin tinggi status sosialnya dalam masyarakat.
Bekerja dan menabung adalah salah satu cara untuk mengumpulkan uang, memang prosesnya lambat dan membutuhkan kesabaran tapi ini adalah cara yang aman. Namun, banyak orang yang tidak sabar dengan cara itu sehingga tergiur dengan cara-cara instant untuk mendapatkan uang seperti praktek penggandaan uang secara gaib.
Tuntutan ekonomi yang semakin tinggi dan semakin ketatnya persaingan dalam dunia usaha membuat kita mencari cara lain yang lebih mudah, lebih cepat dan tidak melanggar hukum dalam mendapatkan uang tanpa mempertimbangkannya secara cermat hanya menuruti dorongan nafsu serakah yang ada dalam diri manusia.
Celah ini yang dimanfaatkan oleh oknum-oknum yang mengaku bisa menggandakan uang secara gaib. Dengan menggunakan pendekatan agama, memanfaatkan teknologi modern dan menggunakan tokoh-tokoh atau orang-orang terpandang, mereka dengan mudah menjerat kita dengan iming-iming yang menggiurkan.
Dan pada akhirnya kita hanya dapat menyesali keputusan yang sudah kita ambil dengan mempertaruhkan uang kita tanpa mendapatkan hasil sepeser pun sementara sudah banyak uang yang kita keluarkan.
Namun selalu ada hikmah dalam setiap kejadian.
Agar kejadian itu tidak terulang lagi mari kita pelajari tentang uang gaib dan praktek-praktek penggandaan uang seperti yang dilakukan Taat Pribadi pemimpin Padepokan Dimas Kanjeng.
Dimas Kanjeng, Taat Pribadi
Berita tentang Taat Pribadi, 46 tahun, pemimpin padepokan Dimas Kanjeng di desa Wangkal, kecamatan Gading, kabupaten Probolinggo, Jawa Timur, sampai sekarang masih menjadi bahan pergunjingan dimana-mana.
Orang bertanya-tanya siapakah sebenarnya sosok Taat Pribadi ini?
Memimpin sebuah padepokan yang berdiri megah dan memiliki 27 ribu pengikut yang berasal dari berbagai pulau di Indonesia menunjukkan bahwa Taat Pribadi mempunyai kharisma dan daya tarik yang besar sehingga memperoleh kepercayaan begitu besar dari pengikutnya. Pengikutnya bukan hanya orang biasa saja, Marwah Daud Ibrahim seorang intelektual dan politikus ternama serta anggota DPR RI juga menjadi pengikutnya. Bahkan beliau di dapuk menjadi ketua yayasan Dimas Kanjeng.
Hebat.
Namun kehebatan Taat Pribadi sebagai seorang Kyai yang bisa menggandakan uang harus terhenti ketika polisi menangkapnya. Ribuan polisi mengepung padepokannya lalu menangkapnya tanpa perlawanan karena dugaan kasus pembunuhan terhadap dua orang santrinya yaitu Abdul Gani dan Ismail Hidayah.
Diduga kedua santrinya itu dibunuh karena akan membocorkan rahasia keahlian yang membuatnya terkenal yaitu menggandakan uang dengan cara gaib.
Apa sebenarnya uang gaib itu?
Uang Gaib adalah uang yang diperoleh dari alam gaib atau diperoleh secara gaib dengan menggunakan mahluk gaib.
Ada beberapa macam cara untuk mendapatkan uang gaib.
- Uang Gaib yang diperoleh dari alam gaib milik mahluk gaib dengan menggunakan ritual tertentu dan menggunakan alat tukar berupa pusaka yang derajat keampuhannya tinggi seperti batu merah delima, besi kuning, rantai babi dan lainnya dengan mediasi seseorang yang memiliki kemampuan berhubungan dengan alam gaib. Semakin ampuh benda pusaka yang digunakan maka akan semakin banyak uang yang akan didapatkan.
- Uang gaib yang diperoleh dari dunia nyata menggunakan bantuan mahluk gaib dengan cara mengambil secara paksa atau mencuri seperti Tuyul, Babi Ngepet, Gondoruwo, Buto Ijo dan lain-lain.
- Uang nyata yang menjadi gaib disebabkan hilang atau musnah saat terjadi bencana seperti banjir, kebakaran dan lain-lain sehingga uang itu hilang dan tidak bisa digunakan lagi. Uang seperti itu, konon tersimpan dalam satu tempat di alam gaib. Uang ini bisa didapatkan dengan melakukan ritual tertentu dengan bantuan mahluk gaib yang menunggunya.
- Termasuk uang gaib dengan sebutan ‘Uang Sepasang’, dimiliki oleh seorang manusia yang menjalankan satu amalan dan laku tertentu. Cara kerja ‘uang sepasang’, seperti ini, jika kita memiliki dua lembar uang 100rb, hanya 1 lembar saja yang kita gunakan untuk keperluan kita. Setelah digunakan, uang itu akan kembali lagi kepada kita. Jadi sebanyak apapun belanjaan kita uang itu akan kembali lagi.
- Yang terakhir adalah uang pemberian mahluk gaib.
Penggandaan Uang
Modus penipuan dengan cara Penggandaan Uang sebetulnya bukan hal yang baru, jauh sebelum kasus Dimas Kanjeng, sudah banyak modus penipuan dengan cara tersebut dengan kemasan yang masih sederhana. Apa yang dilakukan Taat Pribadi dengan padepokannya Dimas Kanjeng termasuk luar biasa melihat besarnya jumlah orang yang tertipu.
Penggandaan uang berarti uang kita digandakan dua kali lipat dari uang yang kita pasrahkan.
Saya pribadi, pernah merasakan dan melihat sendiri praktek penggandaan uang yang berujung pada kasus penipuan.
Begini detail ceritanya.
Pada tahun 1995, di salah satu kamar hotel Gajah Mada, Balikpapan, ketika saya masuk, beberapa orang sudah berkumpul, lima orang termasuk saya, menghadap seorang Paranormal yang bisa menggandakan uang. Masing-masing orang menyerahkan sejumlah uang yang akan digandakan, saya sendiri menyerahkan uang 500ribu yang ada di kantong saya, sementara teman yang lain menyerahkan uang berkisar antara 1-5 juta rupiah.
Kemudian masing-masing disuruh memotong-motong kertas sebanyak-banyaknya sebagai pengganti uang yg kita setorkan lalu potongan-potongan kertas tersebut dimasukkan ke dalam sebuah peti dan peti itu digembok dari luar.
Setelah melakukan ritual, sang paranormal menyuruh kita membaca mantra yang diajarkannya bersama-sama. Saat kita membaca mantra, lampu penerangan di kamar itu dimatikan.
Setelah beberapa lama, kami melihat suatu pemandangan yang mencengangkan ketika dari atap kamar berhamburan uang pecahan 50 ribu masuk ke dalam peti. Padahal sebelum lampu mati, kami semua melihat atap kamar tertutup, tidak ada lobangnya. Kejadian ini berlangsung dalam hitungan menit dan berhenti ketika sang paranormal memberikan isyarat.
Setelah uang terkumpul, uang di dalam peti itu dibagikan kepada kami sesuai dengan perjanjian. Dan uang yang kami terima itu, asli. Semula kami merasa ragu, maka kami memeriksakan uang kami ke salah satu bank dan pihak bank menyatakan bahwa uang kami, asli bukan uang palsu.
Setelah kejadian yang menggetarkan jiwa itu, sang paranormal pulang kampung meninggalkan kesan baik dimata kami. Sebelum pulang, sang paranormal berpesan agar merahasiakan peristiwa ini dan melarang kami untuk menyebar-luaskan kejadian ini, hanya untuk kami berlima saja.
Beberapa bulan telah berlalu sejak kejadian itu, salah seorang teman yang ikut menggandakan uang pada waktu itu, mengajak bertemu. Usaha yang ditekuninya tengah menghadapi masalah keuangan, dan mengajak kami berlima untuk kembali menggandakan uang sebagai solusi permasalahannya.
Sebagai bentuk solidaritas, kami menyetujuinya, meskipun terselip dalam hati keinginan untuk mendapatkan uang dua kali lipat.
Kali ini jumlah uang yang akan kami gandakan jauh lebih banyak, jika dikumpulkan jumlahnya mencapai ratusan juta rupiah.
Setelah uang terkumpul, kami mendatangkan lagi sang paranormal untuk menggandakan uang kami.
Kali ini, sang paranormal menyuruh untuk menyediakan sebuah peti kecil untuk menampung uang kami yang terdiri dari guntingan-guntingan kertas putih, sedangkan uang kami yang asli disimpan olehnya.
Dan kali ini juga, kami tidak bisa memperoleh hasilnya waktu itu juga, kami harus menunggu selama 40 hari dengan alasan jumlah uang yang akan digandakan besar sehingga waktu yang dibutuhkan juga lebih lama.
Kami menyanggupi, peti berisi uang dari potongan kertas disimpan oleh salah seorang dari kami dan sang paranormal pulang.
Hari berganti hari sampai tiba waktu yang dikatakan oleh paranormal itu, 40 hari. Kami berlima berkumpul dirumah teman yang menyimpan peti uang. Setelah sepakat, dengan hati penuh harapan, kami membuka peti uang tersebut.
Alangkah kagetnya ketika melihat kenyataan yang terjadi, uang dari potongan kertas tidak berubah menjadi uang asli. Masih berupa guntingan kertas yang teronggok di dalam peti.
Setelah beberapa lama tertegun dan sudah hilang rasa kagetnya, kami berunding dan kami sepakat jika kami semua tertipu.
Merasa penasaran, seorang teman kami menelusuri keberadaan sang paranormal namun alamat yang diberikan ternyata alamat palsu seperti yang diberikan kepada Ayu Ting ting. Sampai sekarang, kami tidak mengetahui keberadaan paranormal tersebut.
Begitulah kejadian yang saya alami berkaitan dengan praktek penggandaan uang. Keinginan mendapatkan uang secara instant dan keserakahan kami harus dibayar dengan mahal.
Kesimpulan
Demikian ulasan tentang Uang, Uang Gaib dan Praktek Penggandaan Uang. Jika kita ingin memiliki banyak uang lebih baik kita berhemat dan menabung. Jangan tergiur mendapatkan uang dengan cara-cara instant dan aneh-aneh. Tuhan sudah mengatur rejeki setiap hambanya sesuai dengan takarannya masing-masing, mari kita syukuri yang Tuhan berikan kepada kita.
0 komentar:
Posting Komentar