3 Faktor Empirik Penyebab Mahasiswa Lambat Lulus - "Kapan kamu lulus kuliah?" Pertanyaan yang sering terlontar dari seorang ibu, sementara sang anak sibuk berusaha untuk menyelesaikan kuliahnya. Meskipun hanya mondar-mandir saja dari rumah ke kampus, sesampai di kampus hanya kongkow-kongkow dengan teman-temannya. Mereka tidak tahu harus mulai dari mana dan bagaimana mengerjakan skripsi-nya.
"Kuliahnya kok belum selesai juga Nak? Ini sudah lebih dari lima tahun kamu kuliah, tidak kasian kamu sama bapakmu?" Tanya seorang Ibu. Sang Anak hanya terdiam.
"Kurang Apa lagi?" Lanjut Sang Ibu.
"Skripsi Bu." Jawab Sang Anak., giliran Sang Ibu yang terdiam.
Permasalahan yang harus dihadapi oleh mahasiswa adalah skripsi, tugas akhir atau disertasi agar dapat menyelesaikan kuliahnya. Persoalannya adalah menulis skripsi, tesis, dan disertasi bukan pekerjaan mudah, selalu saja ada hambatan ketika mengerjakannya, baik menyangkut substansi penulisan maupun hal lain yang tidak ada kaitannya dengan penulisan skripsi.
Ada 3 Faktor Empirik Penyebab Mahasiswa Lambat Lulus. Hambatan-hambatan tersebut tentu saja harus segera dicarikan penyelesaiannya, jika tidak kita akan merasakan dampak negatifnya. Oleh karena dibutuhkan kesungguhan dan perhatian yang serius selama menyusun skripsi, tesis atau disertasi.
Secara empirik setidaknya ada tiga hal yang menjadi hambatan dalam menyusun skripsi, tesis dan disertasi sehingga mahasiswa terlambat lulus, yaitu:
- Kesulitan dalam menentukan judul skripsi, tesis, atau disertasi.
- Kesulitan dalam berkomunikasi dengan dosen pembimbing.
- Kesulitan dalam menentukan kerangka isi tulisan.
1. Menentukan judul skripsi.
Kebanyakan mahasiswa mengalami kesulitan dalam menentukan judul. Sulitnya membuat judul, tercermin dari ditolaknya judul yang diusulkan mahasiswa.
Langkah menentukan judul sebenarnya cukup sederhana, yaitu :
1. Mahasiswa menentukan bidang kajian yang akan dijadikan tema penelitian, dan
2. Melihat permasalahan secara empirik berkaitan dengan bidang kajian tadi.
Permasalahan yang kemudian muncul adalah kenapa mahasiswa masih kesulitan dalam menentukan judul. Setidaknya ada dua hal yang bisa dijadikan alasan:
1) Dimensi Mahasiswa:
(a) Ide judul hanya bersumber pada referensi/buku,
(b) jarang melibatkan pemikiran rasionalitas.
2) Dimensi Dosen. Tidak jarang ide yang dimiliki oleh dosen berbeda dengan ide yang dimiliki mahasiswa. Hal ini sangat mungkin terjadi mengingat aspek keluasan berpikir dan pengalaman yang dimiliki oleh dosen dan mahasiswa berbeda.
2. Kesulitan dalam berkomunikasi dengan dosen pembimbing.
Secara psikologis perbedaan karakteristik yang dimiliki mahasiswa dengan dosen memberi dampak pada frekuensi peristiwa komunikasi yang terjadi. Semakin sering dosen dan mahasiswa melakukan komunikasi tentu akan lebih baik, karena akan ada banyak informasi yang diterima, dan sebaliknya. Oleh karena itu perlu dicarikan jalan keluarnya terutama oleh mahasiswa, khususnya berkaitan dengan hal-hal yang dapat memperlancar komunikasi selama proses penulisaan ataupun bimbingan.
3. Kesulitan dalam menentukan kerangka isi tulisan.
Dari ketiga persoalan yang dihadapi mahasiswa nampaknya bagian ini yang paling menentukan kualitas karya mahasiswa. Mahasiswa terkadang tidak tahu bagaimana harus melakukan penelitian, apa yang harus dilakukan, apa yang harus ditulis, dan lain sebagainya. Pengetahuan mahasiswa, kecerdasan mahasiswa, akan sangat menentukan selama proses penulisan, bimbingan maupun saat seminar/ujian sidang.
Ketidakpahaman mahasiswa baik menyangkut substansi keilmuan maupun prosedur penelitian akan menjadi bahan pertanyaan bagi dosen penguji pada saat seminar maupun ketika ujian. Oleh karena itu mahasiswa perlu berupaya untuk meningkatkan kemampuan khususnya menyangkut penguasaan bidang ilmu yang dikaji dan prosedur penelitian.
Berdasarkan ketiga hal di atas, setidaknya ada tiga upaya juga yang bisa kita lakukan untuk mengatasi hambatan-hambatan di atas, yaitu:
1) Fokus Pada Materi.
Sebelum mulai menulis cobalah anda tanyakan pada diri sendiri: “Bidang apa yang sesuai dengan selera saya; ….?”.
Selanjutnya tentukan pilihan anda dan mulailah memilih topik yang sederhana dan gampang untuk mencari sumber bacaan atau informasi. Jangan menulis suatu topik yang terlalu luas, usahakan fokus pada satu permasalahan dan anda harus dapat membuat batasan secara jelas.
Permasalahan yang dirumuskan haruslah logis dan terdukung oleh literatur dan bahan bacaan yang memadai. Dengan perkataan lain, janganlah anda mempersulit diri dengan memilih topik yang hebat-hebat atau heboh padahal anda tidak yakin bahwa anda menguasai materi tersebut, dan jangan terlalu idealis bila anda ingin menyelesaikan skripsi/tesis/disertasi dengan cepat dan tepat waktu.
Namun demikian tidak berarti bahwa skripsi/tesis/disertasi kita boleh dibuat ala kadarnya.
2) Tingkatkan Kemampuan Sosialisasi.
Dalam menyusun skripsi, menulis bukanlah kemampuan satu-satunya yang harus dikuasai, karena kemampuan sosialisasi memiliki porsi yang cukup vital.
Rasa takut untuk menemui dosen pembimbing adalah salah satu cerminan kemampuan sosialisasi yang buruk. Rasa takut ini harus dibuang jauh-jauh dengan memulai dari diri sendiri dengan cara paling sederhana seperi menjaga penampilan fisik dan bersopan santun.
Terkadang mahasiswa tidak percaya diri karena penampilan fisik yang tidak layak bagi seorang mahasiswa seperti memakai celana jeans robek, tidak memakai sepatu, rambut gondrong dan dikucir, dan hal lain yang menjadi kebiasaaan buruk dalam penampilan sehari-hari.
Bagi sebagian mahasiswa mungkin tidak akan ada masalah jika berhadapan dengan mahasiswa lain atau teman-temannya, tetapi jika berhadapan langsung dengan dosen pembimbing, seringkali mereka menjadi tidak percaya diri.
Nah bagi anda yang merasa bahwa penampilan anda kurang oke, cobalah segera memperbaikinya. Bila anda sudah dapat memperbaiki penampilan maka rasa percaya diri akan tumbuh lebih baik. Selain itu rasa takut muncul lebih besar dikarenakan cerita-cerita dari kakak-kakak senior tentang dosen pembimbing yang killer.
Untuk hal ini, sebaiknya anda jangan sekali-kali percaya begitu saja, buktikan terlebih dahulu, karena terkadang reaksi dosen menjadi killer adalah karena sikap mahasiswa yang kurang santun dan tidak memperhatikan situasi dan kondisi.
Guna mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan anda harus dapat memahami kapan waktu dan kondisi yang tepat untuk bertemu dosen pembimbing. Bila perlu cobalah anda pelajari kepribadian dosen pembimbing anda sehingga anda tahu persis bagaimana membina hubungan yang baik demi kelancaran proses penulisan skripsi anda.
3) Tingkatkan kemampuan akademik.
Tentu saja yang perlu kita lakukan adalah dengan mencari literatur sebanyak munkin, terutama berkaitan dengan penguasaan materi skripsi dan prosedur penelitian yang akan digunakan. Datangi seluruh perpustakaan yang ada, toko buku dan pedagang buku bekas untuk mencari bahan-bahan yang anda butuhkan. Jelajahi juga website-website yang menyediakan informasi yang anda butuhkan.
Demikian artikel tentang 3 Faktor Empirik Penyebab Mahasiswa Lambat Lulus dan cara mengatasinya.
Semoga bermanfaat.
0 komentar:
Posting Komentar